10 Fakta Menarik Tentang Sigmund Freud

Anda tahu siapa Freud? Sigmund Freud adalah salah satu pemikir terkenal dalam sejarah psikologi. Meskipun banyak gagasan dan teori-teorinya tidak diterima secara luas oleh pemikir psikologi modern, ia memainkan peran utama dalam pengembangan ilmu psikologi. Dunia Psikologi tidak hendak membahas teori-teori yang dikembangkan oleh Sigmund Freud, tetapi mengajak pembaca menyimak lebih dalam tentang Freud dalam sepuluh fakta menarik, dimana mengungkapkan tentang sisi kehidupan tokoh berikut ini.
1. Sigmund Freud adalah Anak Tertua dari Delapan Bersaudara
Freud lahir sebagai dengan nama Sigismund Freud Schlomo pada 6 Mei 1856. Jakob Ayahnya yang saat itu berusia 41 tahun adalah seorang pedagang wol yang sudah memiliki dua anak dari pernikahan sebelumnya. Ibu Freud, Amalia, dua puluh tahun lebih muda dari suaminya. Kegagalan bisnis ayahnya memaksa keluarga Freud untuk pindah dari rumah mereka di Freiberg ke Wina, Austria.

Freud adalah anak kesayangan Ibunya (Amalia). Sikap Amalia inilah yang diyakini Freud sebagai pengaruh besar dalam kesuksesan dirinya. “Orang yang lebih disukai oleh ibunya, mereka lebih mandiri dan optimis dalam kehidupan mereka, yang sering membawa keberhasilan”, kata Freud.
2. Sigmund Freud adalah Pendiri Psikoanalisis
Sigmund FreudFreud adalah seorang penulis yang sangat produktif, menerbitkan lebih dari 320 buku, artikel dan esai. Dari sekian banyak karyanya, Freud menjelaskan “The Interpretation of Dreams” sebagai favorit pribadinya juga memiliki kontribusi paling signifikan untuk memahami pemikiran manusia.
Buku Freud yang terkenal “The Interpretation of Dreams”, yang terbit tahun 1899 merupakan buku yang berisi dasar-dasar teori dan ide yang membentuk psikoanalisis. Pada tahun 1902, Freud membuat diskusi mingguan di rumahnya di Wina. Pertemuan-pertemuan informal yang akhirnya tumbuh menjadi Vienna Psychoanalytic Society.
3. Freud adalah Pendukung dan Pengguna Kokain
Sebelum efek berbahaya ditemukan, kokain sering digunakan sebagai analgesik dan euforia. Kokain bahkan digunakan dalam produk rumah tangga umum, termasuk pelega tenggorokan. Freud mengembangkan minat pada efek antidepresan dan potensi kokain, dimana awalnya dianjurkan penggunaannya untuk berbagai tujuan. Setelah mengetahui bahwa efek-sampingnya bersifat adiktif dan berbahaya, kesehatan Freud terganggu sebagai akibat penggunaan kokain secara berlebihan.
4. Sigmund Freud Mengembangkan “Terapi Bicara” (Talk Therapy)
Sigmund Freud Terapi Bicara
Sofa Sigmund Freud yang biasa digunakan untuk Terapi
Sementara banyak dari teori-teori Freud dikritik atau ditolak langsung oleh psikoterapis hari ini, banyak dari mereka masih menggunakan metode psikoanalis Freud, yakni “Terapi Bicara” (Talk Therapy). Terapi bicara memainkan peran utama dalam terapi psikoanalitik dan telah menjadi bagian penting dari banyak teknik terapi yang berkembang saat ini. Menggunakan terapi bicara, seorang terapist mencari pola atau peristiwa penting yang mungkin memainkan peran dalam masalah-masalah yang dihadapi seorang klien. Psikoanalisis percaya bahwa pengalaman masa kecil dan perasaan bawah sadar, pikiran dan motivasi berperan dalam kesehatan mental dan perilaku maladaptif pada manusia.
5. Putri Freud, Anna Freud adalah juga seorang Psikolog terkenal
Sigmund FreudAnna Freud memulai karirnya dipengaruhi oleh teori-teori ayahnya. Hidup dalam bayangan ayahnya, Anna Freud membuat kontribusi penting untuk ilmu psikologi. Dia mendirikan psikoanalisis anak dan merangkum ide tentang mekanisme pertahanan ego (ego’s defense mechanisms) dalam bukunya The Ego and the Mechanisms of Defense (1936).
6. Freud Menjadi seorang Dokter karena ingin menikahi Perempuan yang ia cintai
Sigmund Freud dan Martha BernaysKetika Sigmund Freud berusia 26 tahun, ia jatuh cinta dengan wanita bernama Martha Bernays yang saat itu berusia 21 tahun, mereka bertunangan dua bulan kemudian. Sebagai mahasiswa miskin yang masih tinggal dengan orang tuanya, pekerjaan Freud di laboratorium tidak cukup untuk mendukung keluarga. “My sweet girl, hanya sakit yang aku rasakan ketika begitu tak berdaya untuk membuktikan cintaku padamu,” tulis Freud untuk Martha.
Enam bulan setelah mereka bertemu, Freud akhirnya bertekad mengakhiri karir ilmiahnya dan menjadi dokter untuk membuktikan cintanya kepada Bernays. Ia menghabiskan tiga tahun training di Rumah Sakit Umum Wina, dan jarang melihat tunangannya yang telah pindah ke Jerman. Setelah empat tahun menunggu, Freud dan Bernays menikah pada tanggal 14 September 1886. Keduanya memiliki enam anak.
7. Kutipan terkenal Freud “Sometimes a Cigar Is Just a Cigar”
Sigmund Freud - Sometimes a Cigar Is Just a CigarKutipan terkenal “Sometimes a Cigar Is Just a Cigar”, sering dibahas dan dikaitkan dengan Freud, sebetulnya tidak ada bukti bahwa dia pernah benar-benar mengatakannya. Menurut penulis biografi Freud, Ernst Jones, Freud memang seorang perokok (cerutu) berat, merokok hingga dua puluh batang cerutu perhari. Seseorang pernah bertanya kepada Freud, apakah perilaku merokoknya tersebut mensimbolkan sesuatu (sesuai dengan ide-ide psikoanalisisnya). Freud membantahnya, ya.. psikoanalis terkenalpun menganggap bahwa tidak semua perilaku memiliki arti tersendiri dan simbolis. Tidak ada alasan khusus dan penyebab kenapa Freud merokok, bahwa “Sometimes a Cigar Is Just a Cigar”.
8. Sigmund Freud mengunjungi Amerika Serikat hanya sekali seumur hidupnya
Sigmund FreudTidak seperti ilmuwan-ilmuwan pada umumnya, Sigmund Freud mengunjungi Amerika Serikat hanya sekali dalam hidupnya. Pada tahun 1909, psikolog Amerika, Stanley Hall mengundang Freud untuk berbicara tentang psikoanalisis di Clark University. Awalnya ia menolak tawaran tersebut, namun akhirnya Freud pergi ke Amerika dengan rekan-rekannya Carl Jung dan Sandor Ferenczi.
Setelah bertemu dengan A.A. Brill dan Ernst Jones, menghabiskan beberapa hari di New York sebelum melakukan perjalanan ke Clark University di mana Freud menyampaikan serangkaian ceramah tentang sejarah dan munculnya psikoanalisis. “Saat aku melangkah ke podium, Psikoanalisis tidak lagi produk dari khayalan dan telah menjadi bagian berharga dari perkembangan ilmu pengetahuan” ujar Freud.
9. Sigmund Freud terpaksa meninggalkan Austria karena Nazi
Freud dalam PelarianBersama dengan para pemikir terkenal lainnya, buku-buku Freud dibakar. “Apa kemajuan yang telah kita buat?” kata Freud. “Pada Abad Pertengahan mereka mungkin membakar saya, saat ini mereka puas dengan pembakaran buku-buku saya”. Freud dan putrinya Anna berdua diinterogasi oleh Gestapo sebelum temannya Marie Bonaparte mampu menyelamatkannya menuju Inggris. Bonaparte juga mencoba untuk menyelamatkan empat adik perempuan Freud, tapi tidak mampu untuk melakukannya. Keempat wanita kemudian meninggal di kamp konsentrasi Nazi.
10. Sigmund Freud melakukan Lebih dari 30 Operasi untuk Mengobati Kanker Mulutnya
Sigmund Freud adalah seorang perokok cerutu berat sepanjang hidupnya. Hal itu menyebabkan dirinya mengidap kanker mulut. Pada tahun 1939, setelah operasi kanker yang ke sekian kalinya, Freud meminta dokter untuk membantu dia melakukan bunuh diri. Dokter memberikan tiga kali dosis morfin dan Freud akhirnya meninggal September 23, 1939.
Referensi:
Grubin, D. (2002). Young Dr. Freud: A film by David Grubin. Devillier Donegan Enterprises.
Wallace, I. (1975). “Dr. Freud Visits America. The People’s Almanac.

PERANAN PARA PENDIDIK DALAM MELAHIRKAN MODAL INSAN YANG KREATIF, INOVATIF DAN BERKEMAHIRAN ABAD KE-21

Cabaran pendidik dalam melahirkan pelajar sekolah yang berguna seterusnya mahasiswa kelas pertama.
Para pendidik hari ini telah memainkan peranan penting di dalam merealisasikan aspirasi negara. Mereka merupakan ejen kepada keberkesanan pendidikan. Kedudukan para pendidik sebagai suatu profesion di dalam Dasar Pelajaran Kebangsaan turut menghadapi cabaran-cabaran masa kini dan akan datang. Di tangan pendidik sendiri, martabat profesion perguruan dapat ditingkatkan dengan memainkan peranan dan melaksanakan tanggungjawab terhadap pelajar, ibu bapa, masyarakat, negara, rakan sejawat dan tanggungjawab terhadap profesion perguruan itu sendiri. Antara cabaran yang perlu diharungi oleh para pendidik hari ini adalah:
Cabaran Pertama:
Mempertingkatkan Profesionalisme.
Para pendidik harus sedar tentang tugas dan amanah yang dipikul untuk mendidik generasi yang akan mencapai wawasan negara. Kemahiran dan pengetahuan dalam aspek pendidikan perlu dikemaskini. Berusaha untuk mengaplikasi kaedah-kaedah pengajaran dan pendidikan terkini. Para pendidik perlu menyambut baik dengan mengikuti kursus-kursus pendidikan yang dianjurkan oleh pihak-pihak berwajib agar dapat mempertingkatkan
1
keupayaan, ketahanan dan prestasi bagi mendepani cabaran yang semakin kompleks ini. Dengan ini suatu anjakan paradigma dapat dilakukan oleh para pendidik.

Tak sampai 2 saat klik iklan di bawah... :)




Cabaran Kedua:
Kemahiran Dalam Penggunaan ICT.
Bidang pendidikan sentiasa berkembang dan berubah sejajar dengan perubahan zaman. Perkembangan global dengan teknologi telekomunikasi dan internet menuntut banyak cabaran kepada para pendidik untuk mencapai Misi Nasional. Para pendidik mesti bersikap proaktif dan terangsang dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih ini. Ilmu ICT mesti terlebih dahulu dapat dikuasai oleh para pendidik sebagai golongan yang akan menyebar-luaskan kepada para pelajar. Mereka juga perlu melengkapkan diri dengan kemahiran terkini bagi menyempurnakan penubuhan sekolah bestari yang berteraskan penggunaan komputer sebagai satu bentuk kurikulum wawasan negara Malaysia untuk menjadikan negara maju menjelang 2020.
Pendidik juga harus memperlengkapkan diri secara global kerana dalam era teknologi maklumat masa kini, masyarakat terpaksa berdepan dengan pelbagai peralatan elektronik dalam kehidupan harian sebagai cara hidup moden. Pembestarian sekolah seperti projek Sekolah Bestari dan SchoolNet, hendaklah dihargai oleh pendidik dengan menggunakan segala kemudahan semaksima mungkin.
Cabaran Ketiga:
Berpengetahuan, Berdaya Fikir dan Berakhlak.
Pendidik yang berpengetahuan perlu serba tahu dengan menambah pembacaan untuk peningkatan ilmu serta dapat membawa isu-isu semasa untuk dibincang dan mencari penyelesaian. Isu-isu semasa berkaitan dengan kekeluargaan dan komuniti, ekonomi dan sebagainya. Pendidik yang berpengetahuan dapat melahirkan generasi anak didik yang cemerlang di kemudian hari.
2
Modal insan dapat mencapai kematangannya dengan pengisian kaedah menakluk persekitaran dan cernaan pengalaman. Perkara utama adalah untuk menyediakan pendidik dan masyarakat yang berbudaya berfikir. Negara kita mempunyai masyarakat berbudaya belajar, tetapi adakah pembelajaran itu sendiri mampu untuk merangsang usaha berfikir?
Dalam perubahan sistem pendidikan yang semakin mencabar ini, profesion perguruan perlu menyediakan diri dengan amalan nilai murni dan akhlak yang terpuji. Dalam kurikulum pendidikan, telah ditegaskan nilai-nilai murni yang perlu diserapkan kepada pelajar dalam pengajaran. Penerapan nilai murni ini penting untuk menyediakan modal insan yang berkualiti, menjadi warga yang berguna kepada bangsa dan negara.
Cabaran Keempat:
Berupaya Membuat Keputusan, Menyelesai Masalah serta Berfikiran Kritis dan Kreatif.
Para pendidik juga mesti sedar bahawa profesion mereka bukan sahaja mengajar tetapi terlibat sebagai pentadbir, pengurus, perancang, pelaksana, penilai, penyelia, pengawal dan sebagainya. Untuk itu, para pendidik harus melaksanakan anjakan dengan ’membetulkan yang biasa dan membiasakan yang betul’.
Cabaran Kelima:
Menyedari Tanggungjawab.
Menyedari betapa besarnya tanggungjawab membimbing pelajar untuk mencapai kemajuan dan wawasan, para pendidik perlu melaksanakan tanggungjawab seperti:
1. Tanggungjawab terhadap pelajar seperti mengutamakan kebajikan dan keselamatan pelajar, bersikap adil, serta memupuk nilai murni.
3
2. Tanggungjawab terhadap ibu bapa seperti mewujudkan hubungan mesra, menghormati mereka, tidak dipengaruhi oleh kedudukan sosial dan ekonomi mereka dan memberi maklumat kepada mereka untuk kepentingan anak-anak mereka.
3. Tanggungjawab terhadap masyarakat dan negara seperti mengelak dari menyebar perkara negatif, menghormati masyarakat setempat serta menggalakkan kerjasama dan persefahaman.
4. Tanggungjawab terhadap rakan sejawat dan profesion seperti mengelak dari membuat kenyataan negatif, tidak melibat diri dalam kegiatan yang menjejaskan kepercayaan masyarakat serta membantu rakan sejawat.
Cabaran Keenam:
Menjadi Pendidik Berkualiti.
Bagi mempertingkatkan profesion perguruan, seseorang pendidik perlu mempunyai ciri-ciri yang berkualiti seperti yang terkandung dalam Falsafah Pendidikan Negara jika mahu dipandang tinggi oleh masyarakat. Kualiti para pendidik dapat diperkemaskan dari masa ke semasa dengan latihan, seminar dan lain-lain kursus dalam perkhidmatan. Penubuhan Institut Aminudin Baki (IAB) adalah untuk meneruskan pelbagai latihan dalam perkhidmatan untuk melahirkan para pendidik yang lebih efisien.
Penguasaan ilmu yang seimbang antara duniawi dan ukhrawi, insya-Allah akan dapat melahirkan generasi yang berilmu, bertakwa, berkualiti, mampu bersaing dan bersesuaian dengan kehendak pasaran dunia pada alaf baru ini.
Sesungguhnya Allah s.w.t. telah mengangkat darjat orang yang beriman dan berilmu dalam kalangan kita semua. Oleh yang demikian, profesion pendidikan adalah merupakan satu profesion yang tinggi nilainya di sisi Allah s.w.t. Ini telah ditegaskan oleh Allah s.w.t. di dalam firman-Nya dalam surah az-Zumar, ayat 9 :
4
Maksud: Katakanlah, adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya orang-orang yang dapat mengambil pelajaran dan peringatan hanyalah orang-orang yang berakal sempurna.
Cabaran Ketujuh:
Menjadi Pendidik yang Berkesan.
Bagaimana dan apakah ciri-ciri yang dimaksudkan dengan seorang pendidik yang berkesan itu? Ia merangkumi sebagaimana yang berikut:
1. Bersikap profesional.
2. Mempamerkan ciri-ciri kekuatan teori.
3. Kaya ilmu pengetahuan.
4. Bertindak di atas landasan etika dan tatasusila kerja.
5. Berakhlak terpuji dan mempunyai moral yang teguh.
6. Sentiasa berusaha meningkatkan kualiti hasil pengajaran.
7. Prihatin dengan kehendak murid dan ibu bapa.
8. Berkebolehan menilai kekuatan dan kelemahan pelajar.
9. Melengkapkan diri dengan kemahiran yang sejajar dengan tuntutan semasa.
10. Menampilkan watak terpuji, berimej, berperibadi mulia, berwawasan sebagai pendidik unggul pada setiap masa.
5
11. Mempastikan situasi 'guru mengajar murid belajar' wujud di dalam kelas.
12. Berupaya melahirkan 'persekolahan berwatak' supaya pelajar mempunyai kekuatan ilmu, berpersonaliti sihat dan serba boleh.
13. Berupaya membina minda pelajar yang cemerlang akademik.
14. Berupaya membentuk perwatakan pelajar dengan pelbagai keteguhan nilai diri (bermoral, berakhlak mulia, berketrampilan, pandai menyesuaikan diri dengan situasi tertentu).
15. Taat dan setia terhadap perkhidmatannya, mempertahankan martabat profesionnya.
16. Menunjukkan kesetiaan kepada kerajaan, bebas pendirian, tidak berbelah bahagi.
17. Profesional dan menumpukan perhatian kepada Pengajaran & Pembelajaran di sekolah.
SOALAN 2:
Adakah wujud perbezaan mentaliti antara mahasiswa dahulu dan mahasiswa masa kini.
Perbezaan mentaliti antara mahasiswa suatu ketika dahulu dan mahasiswa masa kini sememangnya wujud. Tidak perlu lagi kita menoleh ke belakang, tetapi apa yang perlu diinsafi oleh mahasiswa hari ini adalah, kehebatan pemikiran, kekuatan jati diri, kemampuan untuk mentadbir dan mengurus negara sehingga disegani oleh dunia Barat, kejayaan tokoh-tokoh korporat tempatan di arena global serta pengiktirafan dunia kepada rakyat negara ini sudah cukup untuk membuktikan kehebatan mahasiswa suatu masa dahulu pada hari ini.
6
Namun begitu, mahasiswa hari ini boleh menjadi lebih hebat daripada itu sekiranya mereka mempunyai kualiti dan ramuan yang secukupnya bagi melonjakkan mereka sebagai modal insan atau mahasiswa kelas pertama. Kita memerlukan profil mahasiswa kelas pertama untuk memperkasakan mentaliti yang mengandungi antara lain sifat-sifat seperti berikut:
1. Sentiasa beriman dan bertaqwa kepada Allah serta mendisiplinkan diri dalam setiap perlakuan dengan suruhan, peraturan, undang-undang, nilai dan etika yang terdapat dalam ajaran agama.
2. Berpengetahuan dan sentiasa terlibat secara aktif dalam proses mencari ilmu. Mahasiswa hari ini hendaklah berkeupayaan untuk memahami sesuatu dengan tepat berdasarkan fakta-fakta yang benar dan di peringkat yang tinggi iaitu di peringkat hikmah.
3. Mampu menggunakan ilmu dan pengetahuan untuk kebaikan diri dan masyarakat.
4. Terbaik dan terkehadapan dalam pelbagai bidang.
5. Matang dari segi emosi dengan menunjukkan sifat-sifat keseimbangan dan kesederhanaan.
6. Sentiasa mencari penyelesaian yang terbaik terhadap sesuatu isu atau permasalahan.
7. Belas, kasih sayang dan ihsan sesama manusia dan makhluk yang lain.
8. Merendah diri tetapi teguh rasa hormat diri.
9. Sentiasa bersedia untuk belajar sepanjang hayat.
10. Jujur dan tulus dalam semua perkara.
7
SOALAN 3:
Mahasiswa terbabit dalam masalah gejala sosial. Dalam pembentukan mahasiswa kelas pertama, apakah cara terbaik untuk berhadapan dengan ancaman dan cabaran tersebut.
Mahasiswa adalah tergolong dalam kelompok generasi muda. Oleh hal yang demikian, generasi muda sering menjadi perhatian anggota masyarakat. Pembinaan warga muda terutamanya mahasiswa yang utuh keperibadiannya amat perlu dalam usaha untuk mencapai kemajuan dalam pelbagai bidang. Apatah lagi negara kita Malaysia, menjadikan Wawasan 2020 sebagai sasaran utama untuk melengkapkan maksud kemajuan mengikut acuan sendiri.
Negara yang maju dan makmur menghadapi setiap cabaran yang dibawa oleh perubahan pentas dunia, memerlukan mahasiswa yang mampu mengharungi serta mengendalikan pelbagai cabaran tersebut dan sempurna. Inilah yang disebutkan oleh seorang tokoh sarjana Islam iaitu Malik Bennabi, dalam pandangannya berhubung peranan dan kedudukan generasi muda dalam sesebuah masyarakat. Menurut beliau, ‘segala-galanya bergantung kepada golongan ini (generasi muda). Jika lemah generasi muda, maka lemahlah masyarakat tetapi jika kuat generasi muda, maka kuatlah masyarakat yang dibina’.
Ahli psikologi menyatakan, generasi muda terdiri daripada mereka yang sedang dalam proses pembinaan diri termasuk sahsiah dan keperibadian. Dalam peringkat ini, seseorang itu mengalami perubahan peribadi yang benar-benar mencabar sama ada dari aspek mental, fizikal mahu pun emosi. Pembinaan sahsiah diri banyak membabitkan soal mental dan emosi. Kerana itu, kejayaan pembinaan sahsiah yang unggul sebagai benteng yang ampuh dari sebarang permasalahan sosial, banyak bergantung kepada kejayaan pembinaan emosi dan mentaliti yang unggul.
Penghayatan terhadap agama adalah jawapan terbaik bagi menangani segala ancaman berkaitan permasalahan sosial generasi muda hari ini. Sama ada
8
agama mempunyai peranan atau tidak untuk memartabatkan seseorang, ia bergantung kepada individu itu sebagai penganut agama dan peranan yang diberikan kepada agama serta perspektif individu tersebut terhadap agama.
Agama merupakan pegangan hidup dan kepercayaan, himpunan sejumlah prinsip dan peraturan yang memerlukan penghayatan. Walaupun agama mempunyai prinsip dan peraturan yang baik dan elok, ia tidak akan bermakna dan mendatangkan manfaat sekiranya ia tidak dihayati dan diamalkan.
Agama Islam telah menentukan hala tuju yang perlu dimainkan oleh individu dan masyarakat agar dapat membentuk insan yang seimbang dalam aspek jasmani, rohani dan intelek. Islam memandang bahawa kehadiran agama adalah bertujuan untuk mengubah masyarakat (an-nas) dari kegelapan kepada cahaya; dari zulmat kepada an-nur, sebagaimana firman Allah s.w.t. dalam ayat 1, surah Ibrahim:
Maksudnya: Alif, Laam, Raa. Inilah Kitab (al-Quran) Kami turunkan ia kepadamu (wahai Muhammad), supaya engkau mengeluarkan umat manusia seluruhnya dari gelap gelita kufur kepada cahaya iman-dengan izin Tuhan mereka ke jalan Allah yang Maha Kuasa lagi Maha Terpuji.
Menurut al-Quran, Islam datang untuk membawa perubahan dan pembangunan. Prinsip perubahan dan pembangunan ini ditegaskan oleh Allah s.w.t. dalam ayat 11, surah al-Ra’d:
Maksud: Sesungguhnya Allah tidak mengubah apa yang ada pada sesuatu kaum itu sehingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka.
Oleh yang demikian, Islam sebagai agama yang syumul menegaskan bahawa, perubahan sosial hendaklah bermula dengan perubahan individu iaitu diri manusia itu sendiri.
SOALAN 4:
Sejauh mana pendidikan di IPT dapat melahirkan modal insan masyarakat hari ini.
9
Abad ke-21 menjanjikan pelbagai kemungkinan kepada umat manusia. Kemajuan pesat teknologi maklumat dan komunikasi (ICT) melahirkan fenomena globalisasi dengan jarak fizikal dan sempadan masa tidak lagi menjadi penghalang kepada interaksi bersama untuk mencipta kemakmuran.
Berlatarbelakangkan keadaan ini, rakyat Malaysia sedang gigih berusaha merealisasikan Wawasan 2020 bagi mewujudkan sebuah negara maju yang mana setiap warganya boleh mencapai potensinya, kemakmuran mampu diperoleh bagi mereka yang sanggup bekerja keras, bijak menggunapakai kreativiti dan berani melakukan inovasi.
Selain itu, mereka yang berjaya akan menggunakan sebahagian kekayaannya bagi membantu golongan yang ketinggalan, manakala kerajaan akan menyediakan jaringan keselamatan sosial kepada golongan tidak berupaya, fakir dan daif.
Sesungguhnya, kemajuan dan kemakmuran tidak datang menggolek pada fajar 1 Januari 2020 – tarikh simbolik bagi memfokuskan segala usaha kita. Apa yang akan dituai nanti bergantung kepada apa yang kita labur serta semai selama ini.
Bagaimanapun, kita masih belum terlambat kerana Malaysia mempunyai potensi yang besar. Jika kita dapat mengikis budaya ambil mudah, cepat selesa dan cepat berpuas hati, kita mampu mencapai matlamat kita yang tersendiri dalam era globalisasi ini.
Berdasarkan statistik dalam bidang pendidikan yang menjadi teras usaha pembangunan modal insan, kita mempunyai asas memberangsangkan kerana 95 % daripada rakyat kita celik huruf.
Di samping itu, 20 % daripada bajet tahunan negara diperuntukkan untuk pendidikan. Apa yang diperlukan ialah menggunakan infrastruktur pendidikan ini secara optimum dan menambah baik secara berterusan infrastruktur sedia ada supaya lebih berupaya untuk menghadapi cabaran masa depan. Kita
10
tidak boleh lagi mengambil kaedah menempel untuk menyelesaikan masalah pembangunan modal insan, sebaliknya harus mengambil kaedah menyeluruh dan bersepadu.
Kita perlu memastikan setiap kanak-kanak mempunyai akses kepada pendidikan pra-sekolah. Kita perlu memastikan pendidikan peringkat rendah melahirkan anak yang mampu menguasai kemahiran membaca, menulis dan mengira (3M) sekurang-kurangnya dalam dua bahasa (Bahasa Malaysia dan Bahasa Inggeris) sebaik menamatkan Tahun Tiga.
Kita juga perlu menanamkan sifat ingin tahu yang kuat serta semangat penemuan dalam diri kanak-kanak. Adalah memilukan jika ada lagi di kalangan anak-anak kita yang selepas enam tahun melalui pendidikan rendah, masih gagal menguasai kemahiran asas 3M secara baik dan amat malang lagi jika selepas menamatkan pendidikan rendah dan menguasai kemahiran 3M, mereka tidak mempunyai semangat ingin tahu yang kuat atau semangat penemuan.
Matlamat pendidikan seharusnya bertujuan mengembangkan potensi pelajar, bukan mematikan semangat mereka. Pada peringkat pendidikan menengah pula, para pelajar haruslah disediakan dengan asas kukuh dalam bidang sains, teknikal dan vokasional mengikut minat mereka. Pendidikan peringkat ini perlu mengukuhkan kebolehan mereka untuk berfikir secara kritis, memupuk kreativiti dan inovasi.
Pendidikan pengajian tinggi dan pasca menengah pula perlu mampu melahirkan graduan yang bukan saja cemerlang akademik, tetapi juga mempunyai semangat berdikari, daya juang, daya tahan dan daya keusahawanan yang tinggi.
Memilih kerja dan siswazah menganggur tidak harus wujud dalam kosa kata mereka. Graduan institusi pengajian tinggi (IPT) perlu sedar dalam dunia yang mendatar hasil globalisasi, mereka harus bersedia menambah baik kemahiran dan ilmu pengetahuan secara berterusan. Mereka harus menerima hakikat
11
apa yang mereka pelajari di IPT boleh menjadi tidak relevan dengan keperluan mutakhir pasaran kerja. Jika kita gagal melakukan anjakan dalam bidang pembangunan modal insan dengan segala kelebihan yang kita miliki kerana kita suka mengambil mudah, kita akan ketinggalan dan terkapai-kapai dalam menghadapi dunia mendatar seperti kata pepatah ‘yang dikejar tidak dapat, yang dikendong keciciran’. Dalam era globalisasi, ini bermakna kegagalan.
FAKTA NOMBOR
Peratusan rakyat yang menerima pendidikan di Malaysia:
88.3 % - Mendapat pendidikan pra-sekolah.
98.49 % - Memasuki Tahun Satu.
85.55 % - Meneruskan pengajian menengah rendah.
96.72 % - Meneruskan pengajian menengah atas.
Selain itu, untuk kita mengecap kejayaan berterusan dalam persekitaran globalisasi yang mana persaingannya amat sengit, kita perlu menangani unsur yang boleh menghalang kita mencapai kejayaan iaitu sifat dan sikap suka ambil mudah, cepat berasa selesa dan berpuas hati dengan sesuatu pencapaian.
Persatuan pelajar merupakan organisasi sekumpulan pelajar yang ditubuhkan di IPT untuk melaksanakan beberapa program atau aktiviti yang bersesuaian dengan objektif sesebuah persatuan tersebut.
Untuk itu, aktiviti pembangunan diri mahasiswa haruslah didokong oleh persatuan-persatuan pelajar. Matlamatnya perlu jelas, iaitu untuk melahirkan mahasiswa yang cemerlang akademik, cemerlang akhlak dan budi pekerti serta berdaya saing melalui ciri seperti berikut:
1. Berpengetahuan luas, mampu mengolah dan menganalisis maklumat serta berfikir secara bersepadu dan konseptual.
12
2. Kritis, kreatif dan inovatif dalam menghadapi pelbagai cabaran baru serta peka kepada kepedulian sosial, keadilan sejagat dan solidariti antarabangsa.
3. Mempunyai harga diri, keyakinan diri, sedia bekerjasama dan mampu berdikari berdasarkan nilai-nilai murni.
Semua perkara ini boleh dilaksanakan melalui program yang dikategorikan seperti berikut:
1. Pembangunan Sahsiah dan Kerohanian.
2. Pembangunan Kepimpinan.
3. Pembangunan Akademik dan Kerjaya.
4. Pembangunan Kemasyarakatan atau Sosial.
Akhirnya, program seperti ini akan melahirkan:
1. Mahasiswa yang beriman, bertaqwa dan mengamalkan nilai-nilai murni.
2. Mahasiswa yang mempunyai daya kepimpinan yang tinggi.
3. Mahasiswa yang mempunyai daya saing yang tinggi.
4. Mahasiswa yang mempunyai ketahanan mental.
5. Mahasiswa yang sihat dan cergas.
6. Mahasiswa yang bertoleransi dan bekerjasama.
7. Mahasiswa yang mempunyai sahsiah dan personaliti.
13
8. Mahasiswa yang berketrampilan dan memiliki daya komunikasi berkesan.
9. Mahasiswa yang kreatif.
10. Mahasiswa yang mempunyai patriotisme dan kemasyarakatan.
11. Mahasiswa yang mempunyai daya keusahawanan.
12. Mahasiswa yang berilmu, berakhlak, amanah dan istiqamah.

Depresi ; Pengertian, Penyebab dan Gejalanya

Depresi adalah gangguan mental yang setiap orang berpeluang mengalaminya. Banyak dari kita kebingungan untuk membedakan antara depresi, stress dan kesedihan. Belum lagi membedakan beberapa jenis dari depresi, misalnya unipolar depression, biological depression, manic depression, seasonal affective disorder, dysthymia, dan lainnya. Ada begitu banyak istilah yang digunakan untuk menggambarkan tentang depresi. Sekarang saatnya kita mengetahui apa itu depresi, dengan tujuan memudahkahkan seseorang atau diri anda ketika mengalami depresi.

Definisi Depresi

Ada beberapa definisi depresi menurut para ahli, mari kita simak :
Menurut Rice PL (1992), depresi adalah gangguan mood, kondisi emosional berkepanjangan yang mewarnai seluruh proses mental (berpikir, berperasaan dan berperilaku) seseorang. Pada umumnya mood yang secara dominan muncul adalah perasaan tidak berdaya dan kehilangan harapan.
Menurut Kusumanto (1981) depresi adalah suatu perasaan kesedihan yang psikopatologis, yang disertai perasaan sedih, kehilangan minat dan kegembiraan, berkurangnya energi yang menuju kepada meningkatnya keadaan mudah lelah yang sangat nyata sesudah bekerja sedikit saja, dan berkurangnya aktivitas. Depresi dapat merupakan suatu gejala, atau kumpulan gejala (sindroma).
Menurut Kartono (2002) depresi adalah kemuraman hati (kepedihan, kesenduan, keburaman perasaan) yang patologis sifatnya. Biasanya timbul oleh; rasa inferior, sakit hati yang dalam, penyalahan diri sendiri dan trauma psikis. Jika depresi itu psikotis sifatnya, maka ia disebut melankholi.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa depresi adalah gangguan mood, kondisi emosional berkepanjangan yang mewarnai seluruh proses mental (berpikir, berperasaan dan berperilaku) seseorang, muncul perasaan tidak berdaya dan kehilangan harapan¸yang disertai perasaan sedih, kehilangan minat dan kegembiraan, berkurangnya energi yang menuju kepada meningkatnya keadaan mudah lelah yang sangat nyata dan berkurangnya aktivitas.

Penyebab Depresi

Beberapa ahli juga memberikan penjelasan mengenai penyebab depresi. Menurut Kaplan dalam Tarigan (2003) Faktor-faktor yang dihubungkan dengan penyebab dapat dibagi atas: faktor biologi, faktor genetik dan faktor psiko sosial. Dimana ketiga faktor tersebut juga dapat saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya
1. Faktor Biologi
Dalam penelitian biopsikologi, norepinefrin dan serotonin merupakan dua neurotransmitter yang paling berperan dalam patofisiologi gangguan mood. Beberapa peneliti juga menemukan bahwa gangguan mood melibatkan patologik dan sistem limbiks serta ganglia basalis dan hypothalamus.
2. Faktor Genetik
Data genetik menyatakan bahwa faktor yang signifikan dalam perkembangan gangguan mood adalah genetik. Pada penelitian anak kembar terhadap gangguan depresi berat, pada anak kembar monozigot adalah 50 %, sedangkan dizigot 10 – 25 %.
3. Faktor Psikososial
Mungkin faktor inilah yang banyak diteliti oleh ahli psikologi. Faktor psikososial yang memyebabkan terjadinya depresi antara lain;
  • Peristiwa kehidupan dan stress lingkungan : suatu pengamatan klinik menyatakan bahwa peristiwa atau kejadian dalam kehidupan yang penuh ketegangan sering mendahului episode gangguan mood.
  • Faktor kepribadian Premorbid : Tidak ada satu kepribadian atau bentuk kepribadian yang khusus sebagai predisposisi terhadap depresi. Semua orang dengan ciri kepribadian manapun dapat mengalami depresi, walaupun tipetipe kepribadian seperti oral dependen, obsesi kompulsif, histerik mempunyai risiko yang besar mengalami depresi dibandingkan dengan lainnya.
  • Faktor Psikoanalitik dan Psikodinamik : Freud menyatakan suatu hubungan antara kehilangan objek dan melankoli. Ia menyatakan bahwa kemarahan pasien depresi diarahkan kepada diri sendiri karena mengidentifikasikan terhadap objek yang hilang. Freud percaya bahwa introjeksi merupakan suatu cara ego untuk melepaskan diri terhadap objek yang hilang. depresi sebagai suatu efek yang dapat melakukan sesuatu terhadap agresi yang diarahkan kedalam dirinya. Apabila pasien depresi menyadari bahwa mereka tidak hidup sesuai dengan yang dicita-citakannya, akan mengakibatkan mereka putus asa.
  • Ketidakberdayaan yang dipelajari: Didalam percobaan, dimana binatang secara berulang-ulang dihadapkan dengan kejutan listrik yang tidak dapat dihindarinya, binatang tersebut akhirnya menyerah dan tidak mencoba sama sekali untuk menghindari kejutan selanjutnya. Mereka belajar bahwa mereka tidak berdaya.
  • Teori Kognitif: Beck menunjukkan perhatian gangguan kognitif pada depresi Asikal H.S. dalam Tarigan (2003) Dia mengidentifikasikan 3 pola kognitif utama pada depresi yang disebut sebagai triad kognitif, yaitu : a) Pandangan negatif terhadap masa depan, b) Pandangan negatif terhadap diri sendiri, individu menganggap dirinya tak mampu, bodoh, pemalas, tidak berharga, c) Pandangan negatif terhadap pengalaman hidup. Meyer berpendapat bahwa depresi adalah reaksi seseorang terhadap pengalaman hidup.
Penyebab depresi adalah faktor biologi, faktor genetik dan faktor psiko sosial. Dimana ketiga faktor tersebut juga dapat saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya.

Gejala-gejala Depresi (Symptoms of Depression)

Individu yang terkena depresi pada umumnya menunjukkan gejala psikis, gejala fisik & sosial yang khas. Beberapa orang memperlihatkan gejala yang minim, beberapa orang lainnya lebih banyak. Tinggi rendahnya gejala bervariasi pada individu dan juga bervariasi dari waktu ke waktu. Berikut ini beberapa gejala dari depresi :
  • Terus menerus merasa sedih, cemas, atau suasana hati yang kosong
  • Perasaan putus asa dan pesimis.
  • Perasaan bersalah, tidak berdaya dan tidak berharga.
  • Kehilangan minat atau kesenangan dalam hobi dan kegiatan yang pernah dinikmati.
  • Penurunan energi dan mudah kelelahan.
  • Kesuultan berkonsentrasi, mengingat, atau membuat keputusan.
  • Insomnia, pagi hari terbangun, atau tidur berlebihan.
  • Nafsu makan berkurang bahkan sangat berlebihan. Penurunan berat badan bahkan penambahan berat badan secara drastis.
  • Selalu berpikir kematian atau bunuh diri, percobaan bunuh diri
  • Gelisah dan mudah tersinggung
  • Terus menerus mengalami gejala fisik yang tidak respon terhadap pengobatan, seperti sakit kepala, gangguan pencernaan, dan sakit kronis
Pada umumnya gejala depresi antara lain murung, sedih berkepanjangan, sensitif, mudah marah dan tersinggung, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya konsentrasi dan menurunnya daya tahan.
Rujukan :
  1. Rice P.L. (1999) Stress and Health, 3rd Edition, Brookes/Cole.
  2. Kusumanto, R., Iskandar, Y., 1981. Depresi, Suatu problema Diagnosa dan Terapi pada praktek umum. Jakarta: Yayasan Dharma Graha
  3. Kartono, Kartini. 2002. Patologi Sosial 3, Gangguan-gangguan Kejiwaan. Jakarta: Rajawali Pers.
  4. Tarigan, C., Julita 2003. Perbedaan Depresi Pada Pasien Dispepsia Fungsional dan Dispepsia Organik. Diakses dalam http://www.usu.go.id.

Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget (1896-1980)

Pengenalan Kepada Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget

Teori Piaget dianggap sebagai teori perkembangan kognitif yang lebih menyeluruh walaupun ada yang masih menyoal dan tidak menyetujuinya.Teori ini ada pada dasarnya telah menjadi menjadi asas dan pengaruh kepada teori dan penyelidikan yang selanjutnya.
Piaget mengemukakan idea tentang pembentukan konsep kanak-kanak dan kecerdasan dengan mencadangkan bahawa penyelidik-penyelidik dapat belajar mengikut kemampuan perkembangan intelek yang didalami oleh kanak-kanak dengan berterusan. Pemerhatian beliau terhadap kanak-kanak secara berterusan termasuk pemeriksaan terhadap kesilapan anak-anak sendiri, maka beliau merumuskan bahawa wujud sistem logikal yang mudah dan teratur yang mendasari pemikiran kanak-kanak. Menurut piaget, sistem-sistem ini adalah berbeza-beza daripada sistem logikal yang digunakan oleh orang dewasa. Untuk memahami perkembangan, sistem-sistem ini seharusnya didefinisikan dan dibahagi mengikut ciri-ciri yang tersendiri. Piaget percaya fungi kecerdasan adalah untuk membanu menyesuaikan diri (adaptasi) kanak-kanak terhadap persekitaran.

Fokus penyesuaian (adaptasi) adalah berdasarkan perkembangan kognitif yang dilihat bersama-sama dengan respon kompleks yang dialami terhadap persekitaran. Dengan meningkatkannya pembelajaran dan kematangan kanak-kanak, kedua-dua kecerdasan dan manifestasinya menjadi berbeza-beza. Piaget percaya perkembangan berlaku dalam tahap-tahap yang mengalami perubahan melalui equilibration (penyeimbangan) keadaan yang menyebabkan kanak-kanak mencari suatu keseimbangan di antara apa yang dialami dalam persekitaran dengan proses dan struktur kognitif yang dihadapinya. Equilibration melibatkan tiga proses. Proses pertama, dalam situasi-situasi tertentu, skema dan tahap pemikiran kanak-kanak adalah cukup untuk menyesuaikan atau mengadaptasikan cabaran-cabaran persekitaran. Maka, kanak-kanak tersebut adalah dalam keadaan equilibrium (keseimbangan). Proses kedua kanak-kanak juga diberi informasi yang tidak sesuai dengan skema kanak-kanak kurang menghadapi cabaran-cabaran baru.

2.2 Peringkat Perkembangan Teori Kognitif Jean Piaget
2.2.1 Peringkat Deria Motor (0-2 Tahun)

Dalam peringkat ini, kanak-kanak mula menggunakan seria motornya untuk memahami dan berinteraksi dengan persekitarannya. Selepas dilahir selama dua bulan, seorang bayi sudah boleh membezakan objek-objek di dalam persekitrannya. Antara 4 hingga 8 bulan, bayi itu kelihatan telah mempunyai daya koordinasi di antara penglihatan dan sentuhan. Apabila berusia satu tahun, dia mula menyedari objek-objek lain di dalam persekitarannya. Diantara 1 hingga 2 tahun, kanak-kanak cuba menggunkan berbagai-bagai skema (struktur menyelesaikan masalah yang dia hadapi). Pada akhir dua tahun, kanak-kanak kelihatan mula boleh belajar bahasa dan lambang yang mudah. Dari kelahiran hingga umur 2 tahun, kanak-kanak cuba belajar koordinasi di antara deria motor dengan gerakannnya serta cuba mengaitkan perkataan-perkataan dengan objek-objek yang dapat dilihat dalam persekitarannya. Contohnya, bayi berumur sebelum Sembilan bulan tidak akan mencari objek yang tidak kelihatan setelah diperhatikan objek tersebut sebelummya. Pada tahap ini, bayi melihat kepada hubungan antara badannya dengan persekitaran. Kebolehan deria motornya berkembang dari semasa ke semasa. Bayi tersebut mempelajari tentang dirinya dengan melihat, menyentuh, dan mendengar di sekelilingnya kemudian menirunya. Kebolehan untuk meniru tingkah laku dikenali sebagai pembelajaran melalui pemerhatian (observational learning) (Mussen dan Kagan, 1974). Dalam perkembangan sensorimotor ini, terdapat enam sub tahap yang dikategorikan dengan melihat perkembangan kebolehan tertentu pada umur yang tertentu.
a) Dari lahir hingga satu bulan (refleks)
Bayi hanya mampu melakukan gerakan pantulan. Gerakan pantulan yang diwujudkan lahir melalui tingkah laku pendengaran, penyusunan, gerakan tangan (genggaman dan sebagainya), penyesuaian, pandangan, pergerakan mata dan sebagainya. Gerakan ini belum dapat ditentukan perbezaannya. Sebahagian besar daripada gerakan ini dilakukan ialah untuk keperluan tertentu atau hanya sebagai gerakan pantulan sahaja.
Tak sampai 2 saat klik iklan di bawah... :)



b) Sebulan hingga empat bulan (reaksi asas sekular)

Peringkat pertama pencapaian untuk penyesuaian dan berlakunya reaksi sekular. bayi mula mempunyai pengertian tentang bahagian badannya yang tertentu. Di tahap ini pengalaman memainkan peranan yang penting untuk pembentukan tingkah laku kanak-kanak. Pengalaman boleh didapati daripada perkembangan di tahap pertama. dengan itu tingkah laku kanak-kanak pada tahap kedua ini sudah bergantung kepada andaian sebab musabab yang tertentu untuk mewujudkan sesuatu situasi baru. Pergerakan sistem sensori mula diselaraskan dengan sistem pandangan dan gerakan tangan. bila mendengar sesuatu bunyi, bayi akan menggerakkan kepala dan matanya ke arah punca sumber bunyi. Contohnya, sekiranya bayi tersebut melakukan sesuatu tingkah laku yang ganjarannya akan mendapat menyeronokkan atau menyenangkan, dia akan mengulangi tingkah laku itu lagi.

c) Empat hingga lapan bulan (reaksi sekular kedua)

Di tahap ini bayi mempunyai persediaan untuk membuat pandangan da n pemerhatian yang lebih. Kebanyakan tingkahlaku bayi dihasilkan daripada sesuatu proses pem belajaran. Bayi telah dapat melakukan tingkah laku baru seperti mengambil sesuat u barang lalu menggerakkannya. Di waktu ini, bayi boleh membuat tanggapan ten tang objek dalam tangannya. Contohnya, bayi itu sengaja memasukkan barang mainan ke dalam mulut dengan tujuan untuk mengeta hui atau mengenali barang tersebut.

d) Lapan hingga dua belas bulan ( reaksi kordinasi)

Ia dikatakan sebagai masa pengukuhan di mana keadaan yang wujud sebelumnya disesuaikan di antara satu sama lain. Pada tahap ini, perkembangan mental bayi sudah dapat dikatakan sebagai sebagai berada di tahap perkembangan daya kognitif dan kebolehan mental asas pada bayi. Bayi sudah mengetahui sebab akibat sesuatu keadaan berlaku. Contohnya, apabila menggoncangkan sesuatu alat mainan, ia akan berbunyi.

e) Dua belas bulan hingga lapan belas bulan (reaksi sekular ketiga)

Pada ketika ini, penemuan makna baru melalui pengalaman yang dilalui oleh bayi berlaku secara aktif. hal ini, bayi memerlukan kecepatan untuk melahirkan keseluruhan rangkaian tingkah laku apabila berada di dalam sesuatu situasi baru. di tahap ini, bayi memperlihatkan kemajuan yang pesat berhubung dengan pemahaman sesuatu konsep dan telah mempunyai konsep yang kukuh tentang sesuatu objek. bayi juga mengalami proses cuba jaya tetapi dalam keadaan yang mudah. Contohnya, kanak-kanak ini akan mencuba pelbagai bunyi dan tingkah laku untuk mendapatkan perhatian.

f) Lapan belas bulan hingga dua tahun (penggambaran pemikiran awal)

Berlakunya kombinasi mental di mana kanak-kanak mula mempunyai keupayaan untuk memahami aktiviti permainan dan fungsi simbolik. Pada ketika ini, kanak-kanak dapat mengatasi masalah kaedah cuba jaya dan dapat membezakan jenis-jenis tingkah laku peniruan yang diperhatikan. kanak-kanak juga telah mengetahui tentang peranan jantina dan fungsi individu dalam rumahtangga.

2.2.2 Peringkat Pra Operasi (2 hingga 7 Tahun)
Dalam peringkat ini, kanak-kanak boleh menggunakan bahasa serta symbol untuk mengambarkan sesuatu konsep. Apabila mencapai umur 4 tahun kanak-kanaktelah boleh bertutur dengan fasih dan melalui bahasa yang dikuasai, perkembangan kognitifnya kian menjadi pesat. Pemikiran kanak-kanak dalam peringkat ini adalah egosentrik. Mereka menganggap pengalaman
dan pandangan orang lain adalah serupa dengannya. Mereka percaya semua objek mempunyai jiwa, oleh itu mereka tidak boleh membezakan angan-angan dengan kenyataan. Mereka hanya boleh memikir secara transdaktif, iaitu daripada contoh khusus kepada contoh contoh khusus sahaja. Namun demikian, mereka tidak boleh memikir secara deduktif (daripada umum kepada contoh khusus) dan secara induktif (daripada contoh khusus kepada umum). Pada akhir peringkat ini, mereka mula berupaya member sebab untuk menyokong kepercayaan mereka, boleh mengelaskan objek mengikut ciri-ciri tertentu dan memahami konsep pengabadian bilangan.

2.2.3 Peringkat Operasi Konkrit (7 hingga 12 Tahun)
Tahap ini bermula pada umur tujuh tahun atau lapan tahun hingga 11 atau 12 tahun. Kanak-kanak dapat memanipulasikan dan membentuk reprentasi mental secara dalaman. Mereka mempunyai pelbagai pemikiran dan memori tentang objek-objek yang konkrit seperti computer, perabot dan benda-benda maujud. Dalam eksperimen konservasi kuantiti yang dilakukan oleh Piaget, kanak-kanak dapat mengabadikan (conserve) dalam minda kuantiti dan memerhatikan perubahan dalam bentuk luaran objek atau benda-benda. Pada mulanya, kanak-kanak bergantung pada persepsi segera seperi rupa bentuk objek secara luaran. Dengan perlahan-lahan mereka membentuk peraturan dan skema dalaman tentang apa dan bagaimana sesuatu perkara berlaku.Seterusnya, menggunakan skema dalaman untuk member panduan tentang penaakul daripa bentuk luaran sahaja. Kanak-kanak di tahap operasi konkrit ini dapat memanipulasi representasi dalaman objek-objek yang konkrit ini dapat memanipulasi representasi dalaman objek-objek yang konkrit untuk mengenal pasti kuantiti-kuantiti yang terkandung di dalamnya. Seterusnya, implikasi logikal dapat menyedarkan kanak-kanak tentang objek-objek yang disentuh. Menurut Piaget, tahap terakhir dalam perkembangan kognitif adalah meneliti dan mengsplikasi prinsip-prinsip yang sama kepada konsep-konsep abstrak.
2.2.4 Peringkat Operasi Formal (selepas 12 Tahun)
Tahap operasi formal bermula umur 11 atau 12 tahun dan seterusnya melibatkan operasi mental pada yang abstrak dan symbol yang mungkin tidak mempunyai bentuk fizikal dan konkrit. Dalam pada itu, kanak-kanak mula memahami perkara-perkara yang mungkin mereka tidak terlibat dan alami secara langsung. Lebih daripada itu, mereka dapat membentuk dan mencari untuk mewujudkan representasi mental pada situasi yang dihadapinya dengan logic. Justeru, teori perkembangan kognitif adalah berasaskan tahap demi tahap. Bagi Piaget, tahap-tahap ini berlaku pada usia yang sama bagi kanak-kanak. Setiap tahap memasuki tahp baru, kanak-kanak memikirkan cara-cara dan ciri-ciri yang dikenal pasti dalam tahap berkenaan dengan nyata dan berkesan. Dalam peringkat, remaja telah boleh memikir secara abstrak dan boleh menyelesaikan masalah yang lebih kompleks. Mereka juga boleh memikir secara deduktif atau induktif dan menggunakannya untuk membuktikan teori atau hukum matematik.
2.3 Empat Tahap Perkembangan Kognitif Piaget
Tahap
Tempoh
Sensori Motor
Sejak lahir hingga 2 tahun
Praoperasi
2 hingga 7 tahun
Operasi Konkrit
7 hingga 12 tahun
Operasi Formal
11 tahun hingga zaman remaja
Jadual Empat tahap Perkembangan Kognitif Piaget

Bekerjalah dengan Cinta

Wanita paruh baya itu berperawakan pendek dan sedikit gemuk. Beberapa helai uban turut menghiasi mahkota kepalanya yang diikat dengan penjepit rambut. Namun raut wajah bulat telur itu seakan tak pernah sekalipun terlihat cemberut. Ia selalu tampak riang, sehingga menyembunyikan parasnya yang jelas telah digurati keriput.

Wanita itu memang tidak terlalu rentan, tetapi kekuatan dan kegesitan di masa mudanya niscaya telah direnggut usia. Karenanya, percayakah bahkan dari dirinya pun akan ada sebuah pelajaran tentang makna cinta?

* * *

Selalu…

Sabtu adalah hari yang ditunggu. Hari di mana nafas bisa dihela dengan panjang, dan sejenak mengistirahatkan raga dari rentetan kesibukan yang melelahkan. Saatnya pula untuk menikmati kebersamaan dengan seisi anggota keluarga. Sehingga, berbelanja di sebuah supermarket dekat rumah pun menjadi hiburan yang tak kalah meluahkan kebahagiaan.

Namun sepertinya tidak bagi wanita itu. Bagaikan tak mengenal hari libur, nyaris setiap waktu sosoknya selalu kutemui di sekitar kokusai kouryuu kaikan serta kampus.


Layaknya hari kerja, dikemasnya sampah-sampah yang berserakan serta dipisahkan antara yang terbakar dan tidak. Lantas ditaruhnya pada plastik yang berbeda warna. Sebentar kemudian diambilnya kain untuk mengelap kursi dan meja. Tak lupa, dengan vacuum cleaner dibersihkannya juga permukaan lantai. Setelah selesai ia segera beranjak ke toilet, lalu dengan mengenakan sarung tangan plastik dibersihkannya bekas kotoran manusia tersebut tanpa raut muka jijik.

Ia seperti tak peduli rasa lelah atau letih, walaupun terlihat pakaian seragam cleaning service biru mudanya telah basah bersimbah keringat. Tak juga kepenatan menyurutkan keramahannya untuk bertegur sapa dengan siapa saja saat bertemu muka.

Wanita itu entah siapa namanya. Hanya dengan panggilan obachan ia biasa disapa. Saat bersua denganku, juga selalu disempatkannya bertanya kabar. Bahkan ia pernah bercerita panjang lebar tentang anak-anak serta cucunya karena sering melihatku berjalan-jalan dengan keluarga. Beberapa kali pula saat usai kerja kulihat ia sedang berbelanja, masih lengkap dengan seragam biru mudanya. Lantas ditaruh barang-barang tersebut dikeranjang, dan perlahan dikayuhnya pedal sepeda tua untuk beranjak pulang.

Entahlah, rasanya tak ada perasaan iri dihatinya saat di hari libur ia ternyata harus bekerja, sementara aku justru berleha-leha. Ia bahkan tetap saja semangat bekerja dengan penuh suka cita. Begitu pula dengan obachan dan ojichan lain yang pernah kutemui, mereka selalu asyik menikmati pekerjaannya. Mencabut rumput liar di pekarangan kampus ketika musim panas, menyapu jalanan dari daun yang berserakan pada musim gugur, bahkan dengan bersusah payah turut menyerok tumpukan bongkahan salju di musim dingin.

Terlihat betapa bergairahnya mereka ketika memang waktunya harus bekerja. Gairah dalam bentuk kesungguhan dalam menekuni apapun jenis pekerjaan, yang mungkin tak dipandang orang walau dengan sebelah mata. Karenanya, tak terdengar ngalor-ngidul obrolan hingga jam istirahat tiba untuk sejenak melepaskan lapar dan dahaga. Berselang satu jam kemudian, mereka akan kembali sibuk menekuni pekerjaannya. Senantiasa egitu, dari waktu ke waktu.

Rutinitas mereka mungkin tidaklah istimewa. Bekerja demi memperoleh sedikit nafkah atau sekedar menghabiskan waktu luang, tentu lebih baik dari bermalas-malasan di rumah. Terlebih-lebih itu adalah pekerjaan kasar, bukan kerja kantoran yang menyenangkan dengan penyejuk atau pemanas ruangan.

Lalu mengapa mereka selalu saja bekerja seolah tak pupus oleh lelah? Bahkan bekerja bagaikan sebuah energi yang tak kunjung padam, mengalir dalam pembuluh darah serta menggerakkan jiwa dan raganya.

Sekejap akupun tepekur, kemudian mahsyuk merenung…

Dan kulihat ada gairah membara yang berpendar dari balik kerut-merut kelopak mata tua itu. Seolah sinar matanya menyiratkan pesan agar bekerjalah dengan cinta. Karena bila engkau tiada sanggup, maka tinggalkanlah. Kemudian ambil tempat di depan gapura candi untuk meminta sedekah dari mereka yang bekerja dengan suka cita. (Kahlil Gibran). Wallahu a’lamu bish-shawaab.
-Abu Aufa-

Catatan:
- Kokusai kouryuu kaikan: International House
- Obachan: wanita berumur, setengah tua
- Ojichan: pria berumur, setengah tua
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Zul Arofah - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger